BREAKING NEWS

Eureka...Eureka SPM..! Selamat 70 Tahun Insinyur Djoni

 

Pinto Janir dan Ir. Djoni, penggagas Sawah Pokok Murah

-------

Catatan : Pinto Janir 

Cukup lama nian saya mengenal Bang Djoni. Sejak saya memulai dunia jurnalistik di usia remaja, aroma nama Bang Djon, sudah mengiang di ruang telinga massa petani.

Ia kritis memang. Seorang Djoni akan meradang keras bila tanah yang subur dirusak akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dan sembarangan.

---
KISAH DIBALIK LAGU
SAWAH POKOK MURAH

Sudah sejak tiga bulan silam, Bang Djon meminta saya menciptakan lagu bertema Sawah Pokok Murah (SPM). Tapi, belum dapat saya wujudkan karena kesibukan kerja di Jakarta.

Melalui komunikasi HP, berminggu minggu kami diskusi dan bersama sama menyusun lirik lagu Sawah Pokok Murah.

Ketika lirik tersusun sudah, bang Djon ingin secepatnya menggubah lirik menjadi lagu.

Lalu, saya sodorkan beberapa nama penyanyi ternama untuk membawakan lagu ini. Namun bang Djon menolaknya.

" Yang saya mau, lagu ini langsung dibawakan oleh Pinto. Bukan yang lain! " jawab Bang Djon.

Alasannya apa?

" Karakter suara Pinto! Dan, Pinto paham budaya pertanian..! " ujar Bang Djon yang pernah meminta saya untuk menulis dua buku bertajuk pertanian. Satu tentang Pengendalian Hama Tanaman ( PHT) dan satu lagi tentang benih. Risetnya, 6 bulan.

Buku itu saya tulis ketika Bang Djon jadi Kepala Dinas Pertanian Sumbar. Sebelumnya, sewaktu menjadi staf khusus bupati Padangpariaman Muslim Kasim(alm), selain ditugasi menjadi konsultan tabloid Pemkab ( Saiyo Sakato) --saya juga menerbitkan tabloid Primatanipost Padangpariaman, sebagai perpanjangan tangan penyuluh pertanian.

Pak Muslim Kasim--yang sangat hobi bertani---adalah bupati yang sangat berpihak pada pembangunan bidang pertanian.

Saya pernah pula bikin filem dokumenter tentang pengembangan buah naga dan kakao serta menciptakan 10 lagu tentang pembangunan pertanian di Padangpariaman.

Ketika sudah empat hari berada di Padang-- sebelumnya, saya dan sejumlah tokoh budayawan,penyair dan seniman sepakat mendirikan Lembaga Budaya Masyarakat (LBM) Minangkabau--dua  minggu silam, saya baru menelpon bang Djoni Ir .

" Bang, ambo alah di Padang...! ".
" Batamu wak malam ko di Dangau Inspirasi ", jawab Bang Djoni.

Dari Taman Budaya Padang, saya pacu kencang kendaraan menuju Dangau Inspirasi, Kurao Padang.

Pertemuan hangat. Sehangat kopi bersiram udara malam Padang yang waktu itu sedang bercuaca buruk. Dingin.

Bang Djoni Ir , tetap seperti Bang Djon yang saya kenal lebih 25 tahun silam. Penuh semangat. Energik. Sehat dan bugar.

Tak terasa sudah hampir pula Bang Djon sepuluh tahun pensiun dari ASN. Saya teringat pada ucapan beliau: " Tak akan pernah mati sebelum wafat".

Itu dibuktikan Bang Djon. Biasanya, orang bila sudah pensiun, klasikal ucapannya adalah menghabiskan waktu bersama cucu dan  ka surau ka ka surau saja  lagi kerjanya.

" Kalau untuk ka surau ka ka surau, manga lo harus menunggu pensiun? ",retorik Bang Djon, " ka surau itu kewajiban kita tiap hari! ".

Tak akan pernah mati sebelum wafat itu, artinya sepanjang hidup di dunia selalu memberi  manfaat usia kepada orang lain.

Itu dibuktikan oleh Bang Djoni. Pikirannya. Tenaganya, ia abdikan pada dunia pertanian.

Dangau Inspirasi tak pernah sepi dari kunjungan petani, kelompok tani dan para pejabat pertanian yang hendak berdiskusi tentang teknologi pertanian dan pembangunan pertanian.

Selama 40 tahun, Bang Djoni meriset Sawah Pokok Murah. Ia coba dan ia laksanakan berulangkali. Maka begitu ia yakin, ia seakan berteriak seperti  Archimedes menemukan hukum hidrostatik, " Eureka... Eureka...! "

Ya, "Saya telah menemukannya! "

Apa yang ditemukan Insinyur Djoni, ya cara bertanam padi pokok murah tanpa menggunakan pestisida tanpa membajak sawah dengan hasil sesuai harapan. 

Pada akhirnya, temuannya itu ia beri nama Sawah Pokok Murah (SPM) .

Bagi saya, riset 40 tahun Bang Djoni tentang SPM itu, setara dengan riset seorang doktor.

Bahkan, saya diam diam memanggilnya , " Doktor  SPM...! ".

SPM VS PESTISIDA

Berkata Bang Djoni, intensitas pemakaian pestisida yang terlalu tinggi dan  terus-menerus akan mencemari  lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan. Bahkan, bisa menimbulkan keracunan pada manusia.

Memang benar adanya, dengan pestisida,tanaman terbebas dari hama  dan pertumbuhan tanam dapat dipacu.

"Namun begitu", kata Bang Djon, "pestisida yang disemprotkan, tentu tidak seluruhnya mengenai tanaman. Sebagian besar pestisida yang disemprotkan akan jatuh ke tanah".

Lalu yang jatuh itu jadi apa?

" Jadi,biang !Penggunaan pestisida secara luas dan berlebihan adalah biang dari sumber utama polusi", ujar Bang Djon dalam vibra suara yang keras.

Ia mencemari air. Mencemari tanah. Bahkan mencemari udara. Ia bisa menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menyebabkan resistensi hama.

" Jangan sampai, kupu kupu yang berterbangan dengan indah di antara kelopak bunga dan dedaunan adalah kupu kupu penghabisan yang kita lihat  karena punah termakan racun! " ujar Bang Djon, sekian tahun silam dalam sebuah pembicaraan di antara sawah berpematang.

Begitu lulus dari Fakultas Pertanian Unand, Bang Djoni langsung terjun ke dunia tani yang sangat ia cintai. Inilah dunia merawat tanah, menjaga bumi. Dunia ketahanan pangan adalah dunia kehidupan berkelanjutan.

" Alam diciptakan Tuhan bukan untuk kita rusak. Tapi, adalah untuk kita rawat sampai ke anak cucu... " , kata bang Djon.

Tak terasa, berjam jam sudah kami bercakap-cakap.

Di akhir kata, Bang Djoni bertanya, "Bilo lagu Sawah Pokok Murah itu ka dibuek, bekoh Pinto lah pai se ka Jakarta... Bilo wak buek? ".

" Kini wak buek bang. Kini malam wak buek. Sapulang dari siko,ambo ka rumah sabanta, sudah tu ambo langsung ke studio! ".

Bang Djoni tersenyum bahagia.

Satu hari satu malam proses rekaman. Sudah itu saya kontak Bang Djoni mengabari lagu sudah selesai.

Lagu, kami putar. Didengar beberapa insan pertanian. Begitu lagu selesai, beberapa insan pertanian itu berdiri bertepuk tangan. 

Alhamdulillah. 

Saya bahagia. 

Bang Djoni menanggapinya dengan dua jempol. " Rancak...! "pujinya.

Saya tersanjung.

" Besok kita syuting! "spontan bang Djoni berkata. Saya tergagau. Soalnya ,saya merasa, ada agenda saya dengan pihak Museum Adityawarman untuk kegiatan Belajar Bersama. Di acara yang diikuti pelajar itu, saya diundang jadi pematerinya. Untung kegiatan itu bukan besok, tapi lusa.

Sebenarnya syuting butuh waktu dua hari. Tapi saya padatkan jadi satu hari. Karena, ya itu tadi...saya ada kegiatan di Museum Adityawarman. Lokasi di Parikputuih Agam dan Bukittinggi.

Berangkat dari Padang pukul 6 pagi.

Hari itu juga saya susun kru utk produksi video klip. Saya kontak video grafer Dori.

Siip.
Semua berjalan lancar. Hasil lagu Sawah Pokok Murah sudah dapat kita nikmati karena tayang di berbagai platform sosial media.

70 TAHUN BANG DJONI

Hari ini 15 Agustus. Hari lahirmu, bang. Selamat ulang tahun. Selamat dalam nikmat usia nan 70 tahun sudah. 

Seperti kata abang, " Jangan mati sebelum wafat". Kalimat ini dapat saya pahami.

Abang dicintai ribuan, bahkan puluhan, mungkin ratusan ribu petani di Sumbar.

Abang menginspirasi mereka. Abang hebat. Kalau misalnya abang maju DPR RI atau DPD RI , saya yakin, ratusan ribu petani akan mengantarkan langkah abang ke Senayan.

Tapi saya juga tahu, bahwa ke Senayan bukan tujuan langkah kaki abang. Bukan itu.

Sekuat kuat saya mendorong dorong bang Djoni maju ke Senayan, sekuat itu pula Bang Djoni menolaknya.

Tampaknya Bang Djoni benar benar tak mau " mencemari" keaktivisan sosialnya dengan dunia politik praktis.

Agak agak hatinya, ia ingin menjadikan dan menyerahkan batang tubuh dan jiwanya " untuk semua".

Ya, untuk semua petani, tanpa ada embel embel politik yang nempel di dada dan punggung!

Saya tahu, seorang Djoni adalah sosok " pejuang bagi para petani". Adalah sosok yang ingin mengarak langkah petani pada kehidupan yang sejahtera. Bukan kehidupan yang identik dengan kemiskinan dan derita. 

Saya paham, seorang Djoni adalah seorang aktivis sosoal kemanusian dan pertanian, pertanian dan lingkungan yang bergerak dengan jiwa, hati dan cinta. 

Adalah seorang yang ingin mencatatkan riwayat hidup di dinding sejarah zaman.

Adalah seseorang yang ingin meninggalkan catatan manis yang dikenang oleh para petani dan jadi kebanggaan bagi anak cucu.

Eureka...
Eureka SPM
Selamat ulang tahun Bang.

Dan selamat menikmati lagu Sawah Pokok Murah.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image